Napak Tilas Pejuang Bekasi: Jejak Perjuangan yang Dihidupkan Kembali

Img 20250817 wa0133

SINGKAP NEWS | Bekasi – Dalam rangka menyambut HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia sekaligus HUT ke-75 Kabupaten Bekasi, Komunitas Historika Bekasi (KHB) bersama Ikatan Keluarga Pejuang Bekasi (IKPB) menggelar kegiatan Napak Tilas Pejuang Bekasi, Sabtu (16/8). Acara ini diikuti peserta dari berbagai komunitas dan masyarakat umum, dengan rute perjalanan sepanjang 45 kilometer, dari Rumah Sejarah Rengasdengklok, Karawang, menuju Gedong Tinggi, Tambun, Bekasi.

Kegiatan dimulai pukul 07.30 WIB dari Rengasdengklok—lokasi bersejarah tempat Soekarno-Hatta pernah “diamankan” sebelum proklamasi—dan berakhir di Tambun pada pukul 22.22 WIB, dengan total waktu tempuh sekitar 15 jam.

Beberapa komunitas yang terlibat antara lain Penelusur Sejarah, SEBAYA, Asaldoe, Anpikasi, Paguyuban TLB, dan JSB. Sepanjang perjalanan, peserta juga mendokumentasikan suasana pedesaan Bekasi, mulai dari hamparan sawah hijau hingga perkampungan tua, yang seolah menjadi saksi bisu jejak perjuangan para pahlawan.

Ketua KHB, Agah Handoko, menyebut napak tilas ini sebagai bentuk penghormatan sekaligus hadiah dari para penggiat sejarah untuk Bekasi dan Indonesia.

“Selain membangkitkan spirit perjuangan generasi muda, perjalanan ini bisa dianggap sebagai kado ulang tahun bagi Kabupaten Bekasi tercinta dan NKRI,” ujar Agah.

Ia berharap napak tilas ini dapat menjadi agenda rutin tahunan, dengan dukungan lebih luas dari pemerintah daerah maupun komunitas lain. “Kami butuh dukungan moral, agar semangat patriotisme tidak hanya sekadar cerita, tetapi benar-benar hidup di hati generasi muda,” tambahnya.

Koordinator kegiatan, Wawan Joag, menekankan bahwa napak tilas ini bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan juga renungan. Dengan berjalan kaki sejauh 40 kilometer, peserta diajak merasakan sedikit dari beratnya perjuangan para pejuang yang dulu bergerilya di wilayah Bekasi dan Karawang.

“Darah Bekasi itu darah pejuang, bukan darah pecundang. Generasi muda harus sadar bahwa mereka mewarisi keberanian dan semangat pantang menyerah para leluhur,” tegas Wawan.

Peserta dari kalangan pelajar dan pemuda pun turut bersuara lantang dengan teriakan “Merdeka!” sepanjang perjalanan. Hal ini menjadi simbol bahwa meski zaman telah berubah, semangat nasionalisme tetap bisa dinyalakan kembali.

Napak Tilas Pejuang Bekasi bukan hanya sekadar kegiatan seremonial, tetapi momentum untuk mengingatkan masyarakat bahwa kemerdekaan tidak datang dengan mudah. Jejak yang ditinggalkan para pejuang harus dijaga, bukan hanya dengan kata-kata, melainkan lewat aksi nyata.

Menghargai sejarah dan jasa pahlawan dapat diwujudkan dalam banyak hal sederhana namun bermakna, mulai dari menanamkan cinta tanah air kepada anak-anak, menjaga kebersihan lingkungan, hingga berkontribusi aktif di masyarakat. Karena menghormati pejuang bukan hanya tentang mengenang, tetapi juga melanjutkan perjuangan mereka dalam bentuk karya dan pengabdian nyata untuk negeri. [Ibon/Bisot]

Loading

Bagikan:
error: