PT PLN NP Berkolaborasi dengan Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang untuk Meningkatkan Keselamatan Kerja Nelayan dan Pelestarian Lingkungan

Img 20250917 wa0119

SINGKAP NEWS | BEKASI– PT PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan Muara Tawar bersama Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang melakukan Pelatihan Penguatan Keselamatan Nelayan dan Upaya Konservasi di Desa Segarajaya, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 16 September 2025 dengan peserta masyarakat nelayan pesisir Desa Segarajaya.

Nelayan merupakan ujung tombak ketahanan pangan laut di Indonesia. Nelayan merupakan salah satu profesi dengan tingkat resiko kecelakaan kerja yang tinggi.

Muhammad Tegar Nandita Erlangga, sebagai pemateri dari Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang, menjelaskan bahwa nelayan juga memiliki peran dalam pelestarian lingkungan di pesisir. Para nelayan dapat melakukan pemanfaatan mangrove untuk mencegah abrasi pantai, menahan gelombang tsunami dan badai, penyaring polusi, dan habitat keanekaragaman hayati. Mangrove juga punya manfaat ekonomi salah satunya menghidupkan ekosistem laut yang ada.

Pada kesempatan yang sama Asman SDM, Umum & CSR PT PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan Muara Tawar, Latifa Noor Hakiki menyampaikan pelatihan keselamatan nelayan dan konservasi pesisir ini upaya langkah kolaborasi lintas sektor. Pelatihan ini berkolaborasi dengan Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang untuk memberikan pengetahuan kepada nelayan. Melalui kegiatan ini, diharapkan para nelayan mampu menerapkan keselamatan kerja nelayan sesuai prosedur yang beriringan dengan pelestarian mangrove demi ekosistem masa depan yang berkelanjutan.

Sebagai pengelola PLTGU Muara Tawar yang memiliki peran strategis dalam menjaga keandalan sistem kelistrikan nasional, PT PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan Muara Tawar senantiasa menjunjung tinggi prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta berkomitmen kuat terhadap keberlanjutan lingkungan di sekitar wilayah operasional. Kegiatan pelatihan ini menjadi salah satu bentuk nyata sharing knowledge yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi masyarakat pesisir dalam aspek keselamatan kerja dan konservasi lingkungan. Lebih dari sekadar penerima manfaat, masyarakat nelayan juga didorong untuk menjadi agen perubahan sosial, yang mampu menyebarkan pengetahuan dan praktik baik ini kepada komunitas lain di sekitarnya. Dengan demikian, diharapkan akan tercipta budaya pembelajaran kolektif yang berkelanjutan, sejalan dengan visi perusahaan dalam membangun hubungan harmonis antara dunia usaha, masyarakat, dan lingkungan. (Tim)

Loading

Bagikan:
error: