Sejak lama, usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) telah berfungsi sebagai fondasi ekonomi Indonesia. Berdasarkan informasi dari siaran pers Kementerian Koperasi dan UKM Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 30 Januari 2025, sektor UMKM telah berkontribusi lebih dari 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap hampir 97% dari seluruh tenaga kerja di negara ini. Namun, dengan adanya perubahan dalam ekonomi global, inflasi, dan pergeseran dalam tren pasar, UMKM dituntut untuk menjadi lebih adaptif.
Salah satu pendekatan yang terlihat sangat menjanjikan adalah digitalisasi. Digitalisasi bukan hanya mengikuti perkembangan, tetapi diyakini dapat membantu UMKM untuk beroperasi lebih efisien, dapat beradaptasi dengan cepat, dan mampu bersaing.
Mengapa UMKM Perlu Melakukan Digitalisasi?
Selama ini, UMKM dikenal karena fleksibilitasnya dan kedekatannya dengan pasar lokal. Meskipun demikian, tanpa dukungan teknologi, banyak pelaku usaha terjebak dalam metode lama yang membatasi perkembangan mereka. Beberapa masalah klasik seperti terbatasnya akses ke pasar, pengelolaan data secara manual, dan kesulitan dalam memahami konsumen sering kali muncul.
“UMKM yang tidak beradaptasi akan kesulitan dalam kompetisi. Saat ini, konsumen mencari produk melalui internet, dan transaksi dilakukan secara digital,” jelas seorang praktisi di bidang bisnis digital.
Langkah-Langkah untuk Digitalisasi
Digitalisasi UMKM mencakup beberapa elemen penting:
- Pemasaran Secara Online, Media sosial seperti Instagram, TikTok, dan platform marketplace seperti Tokopedia dan Shopee membuka kesempatan untuk menjangkau lebih banyak pasar.
- Digitalisasi dalam Operasional, Penggunaan aplikasi Point of Sale (POS), sistem akuntansi digital, dan penyimpanan data di cloud menggantikan teknik manual. Pembayaran Digital, QRIS dan dompet digital mempercepat proses transaksi dan menurunkan risiko kehilangan uang tunai.
- Analisis Data, UMKM dapat memanfaatkan informasi dari penjualan dan Customer Relationship Management (CRM) untuk mengidentifikasi tren dan membangun loyalitas pelanggan.
Manfaat Nyata dari Digitalisasi
Sebagai hasilnya, UMKM yang mengadopsi teknologi merasakan perubahan yang signifikan. Proses operasional menjadi lebih efisien, jangkauan pasar semakin luas, layanan pelanggan menjadi lebih cepat, dan daya saing meningkat.
Misalnya, sebuah usaha makanan rumahan di Jakarta yang sebelumnya hanya menjual di pasar lokal kini berhasil meningkatkan omzet hingga tiga kali lipat setelah aktif di media sosial, menggunakan layanan pengantaran, dan menerapkan sistem pembayaran digital.
Tantangan yang Masih Ada
Walaupun terdapat banyak peluang, perjalanan menuju digitalisasi tidak selalu mudah. Beberapa tantangan yang sering dihadapi antara lain kurangnya pengetahuan tentang digital, rendahnya modal untuk membeli perangkat dan perangkat lunak, serta sikap menolak perubahan. Masalah keamanan siber juga menjadi perhatian.
Strategi untuk Mencapai Sukses
Agar proses digitalisasi efektif, beberapa langkah praktis bisa diikuti:
- Mulailah dari langkah kecil, misalnya membuka akun media sosial atau menerapkan sistem pembayaran digital.
- Ikuti pelatihan digital, baik secara mandiri atau melalui program dari pemerintah seperti Gerakan Nasional Literasi Digital
- Bekerjasama dengan pihak ketiga, seperti platform e-commerce dan perusahaan fintech.
- Tingkatkan keamanan siber dengan menggunakan kata sandi yang kuat dan menerapkan otentikasi dua langkah.
Pendukung Ekonomi Nasional
Digitalisasi UMKM telah menjadi suatu keharusan, bukan sekedar pilihan. Dalam kondisi ketidakpastian ekonomi saat ini, teknologi adalah kunci bagi pelaku usaha kecil agar tetap mampu bersaing dan berkembang.
Jika semakin banyak UMKM yang berhasil melakukan digitalisasi, tidak hanya mereka yang diuntungkan, tetapi juga perekonomian nasional yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Penulis: Nabila Salsabila
Mahasiswa Institut Agama Islam SEBI