Keunggulan Sistem Keuangan Syariah Dibandingkan Konvensional

Keunggulan Sistem Keuangan Syariah Dibandingkan Konvensional

Penullis: Nabila Salsabila mahasiswi program studi Akuntansi Syariah di STEI SEBI

Keunggulan Sistem Keuangan Syariah Dibandingkan Konvensional

Sistem keuangan syariah telah menjadi topik yang semakin populer di berbagai negara, termasuk di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Tidak hanya diminati oleh masyarakat Muslim, sistem ini juga mulai menarik perhatian masyarakat global karena dianggap lebih etis, adil, dan stabil dibandingkan sistem keuangan konvensional. Dalam artikel ini, kita akan membahas keunggulan sistem keuangan syariah dibandingkan sistem konvensional dari berbagai aspek, seperti prinsip dasar, keadilan, risiko, hingga dampaknya terhadap perekonomian.

Prinsip Dasar yang Berbeda

Sistem keuangan syariah didasarkan pada prinsip- prinsip Islam yang mengacu pada Al- Qur’an dan Hadis. Salah satu prinsip utamanya adalah pelarangan riba (bunga). Dalam Islam, riba dianggap sebagai bentuk ketidakadilan karena memberatkan pihak yang lemah. Sebagai gantinya, sistem syariah menggunakan prinsip bagi hasil (profit and loss sharing), di mana keuntungan dan risiko dibagi secara adil antara semua pihak yang terlibat.

Sebaliknya, sistem keuangan konvensional berfokus pada bunga sebagai instrumen utama untuk menghasilkan keuntungan. Hal ini sering kali menimbulkan ketidakadilan, terutama bagi peminjam yang harus membayar bunga meskipun usaha mereka tidak berjalan baik.

Selain itu, sistem syariah juga melarang transaksi yang mengandung unsur gharar (ketidakpastian) dan maysir (spekulasi). Semua transaksi harus didasarkan pada nilai riil dan memiliki kejelasan yang cukup, sehingga mengurangi potensi kerugian yang tidak adil bagi salah satu pihak.

Keadilan dalam Transaksi

Keunggulan lain dari sistem keuangan syariah adalah keadilannya dalam transaksi. Dalam sistem ini, transaksi harus menguntungkan semua pihak yang terlibat. Sebagai contoh, dalam akad mudharabah, seorang investor memberikan modal kepada pelaku usaha, dan keuntungan dibagi sesuai dengan kesepakatan awal. Jika terjadi kerugian, maka kerugian tersebut akan ditanggung oleh investor, sedangkan pelaku usaha tidak dibebani kewajiban lebih, kecuali jika kerugian terjadi akibat kelalaiannya.

Di sisi lain, sistem keuangan konvensional cenderung lebih berpihak pada pemberi modal (lender). Dalam pinjaman berbasis bunga, peminjam tetap harus membayar bunga meskipun usaha yang mereka jalankan mengalami kerugian. Hal ini sering kali memperburuk kondisi ekonomi peminjam, terutama di sektor UMKM.

Manajemen Risiko yang Lebih Baik

Sistem keuangan syariah juga memiliki keunggulan dalam hal manajemen risiko. Dengan mengutamakan transaksi berbasis aset riil, sistem ini cenderung lebih stabil dibandingkan sistem konvensional yang sering kali didominasi oleh transaksi spekulatif.

Sebagai contoh, krisis keuangan global tahun 2008 sebagian besar disebabkan oleh transaksi derivatif dan spekulasi di pasar modal. Dalam sistem syariah, transaksi semacam ini dilarang karena tidak memiliki dasar yang nyata. Sebaliknya, setiap transaksi dalam sistem syariah harus memiliki underpinning asset( aset dasar), seperti properti, emas, atau barang dagangan. Hal ini membuat sistem syariah lebih tahan terhadap gejolak ekonomi.

Mendorong Inklusi Keuangan

Sistem keuangan syariah juga memiliki peran besar dalam mendorong inklusi keuangan, terutama bagi masyarakat yang sebelumnya tidak terjangkau oleh layanan keuangan konvensional. Banyak orang enggan menggunakan layanan perbankan konvensional karena merasa tidak sesuai dengan keyakinan mereka. Keberadaan bank syariah dan produk- produk keuangan syariah memberikan alternatif yang sesuai dengan nilai- nilai Islam.

Selain itu, produk seperti zakat, wakaf, dan qardhul hasan (pinjaman kebajikan) dalam sistem keuangan syariah memiliki dampak sosial yang besar. Instrumen- instrumen ini tidak hanya membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin, tetapi juga mengurangi kesenjangan sosial.

Etika dan Keberlanjutan

Sistem keuangan syariah juga menonjol dalam hal etika. Setiap transaksi harus memenuhi prinsip halal dan tayyib( baik). Misalnya, investasi dalam industri yang merugikan masyarakat, seperti perjudian, alkohol, atau rokok, dilarang dalam sistem ini.

Selain itu, sistem syariah juga mendukung keberlanjutan ekonomi. Dengan mengutamakan investasi pada sektor- sektor riil yang produktif, sistem ini membantu menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan mengurangi kemiskinan.

Kritik terhadap Sistem Konvensional

Salah satu kelemahan utama dari sistem keuangan konvensional adalah fokusnya yang berlebihan pada keuntungan. Hal ini sering kali menyebabkan ketimpangan ekonomi, karena sistem ini cenderung menguntungkan pihak- pihak yang memiliki akses lebih besar terhadap modal.

Selain itu, sistem konvensional juga rentan terhadap krisis. Ketergantungan pada bunga dan transaksi spekulatif sering kali menciptakan gelembung ekonomi yang berujung pada kehancuran ketika gelembung tersebut pecah.

Kesimpulan

Keunggulan sistem keuangan syariah dibandingkan konvensional terletak pada prinsip- prinsipnya yang etis, adil, dan berbasis keberlanjutan. Dengan melarang riba, gharar, dan maysir, sistem ini menciptakan transaksi yang lebih transparan dan adil bagi semua pihak. Selain itu, fokus pada aset riil dan dampak sosial membuat sistem syariah lebih stabil dan berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat.

Di tengah meningkatnya kesadaran akan pentingnya etika dan keberlanjutan dalam dunia keuangan, sistem keuangan syariah memiliki potensi besar untuk menjadi alternatif yang lebih baik bagi perekonomian global. Bagi negara seperti Indonesia, yang memiliki populasi Muslim terbesar di dunia, pengembangan sistem keuangan syariah tidak hanya menjadi kebutuhan, tetapi juga peluang untuk memimpin dalam industri ini di tingkat internasional.

Loading

Bagikan:
error: