
SINGKAP NEWS | MAKASSAR – Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-418 Kota Makassar pada 9 November 2025 menjadi momen hangat yang diabadikan oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel). Acara dilaksanakan di Kantor Wilayah DJBC Sulbagsel, Komplek GKN Makassar, sejak pagi hari, kegiatan ini sukses memadukan aksi solidaritas sosial dengan perayaan kekayaan tradisi lokal.
Acara dibuka secara khidmat, dilanjutkan dengan sambutan penuh inspirasi dari Ketua DWP BC Sulbagsel, Ibu Sumiati. Inti kegiatan sosial difokuskan pada Pemberian Donasi Barang Layak Pakai dan Penyerahan Paket Sembako kepada para Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN).
Model berbagi dilakukan secara personal dan menyentuh. Setelah penyerahan donasi secara simbolis oleh Ibu Ketua dan Ibu Wakil kepada perwakilan PPNPN, para penerima dipersilakan menuju “Pojok Bazaar Barang Layak Pakai” untuk memilih sendiri barang yang paling mereka butuhkan, mulai dari pakaian, tas, sepatu hingga buku.
Rasa gembira tak bisa disembunyikan. Salah seorang PPNPN yang memilih tumpukan buku, berbagi perasaannya. “Saya memilih mengambil banyak buku untuk anak-anak saya di rumah. Bantuan ini terasa sangat berarti, bukan hanya barangnya, tapi juga perhatian tulus dari ibu-ibu DWP,” ujarnya sambil tersenyum.
Total 96 PPNPN di lima wilayah kerja (Kanwil, Makassar, Parepare, Malili, dan Kendari) merasakan kehangatan ini, menegaskan bahwa semangat kepedulian DWP Sulbagsel menjangkau seluruh lini.
Jejak Sejarah dan Keagungan Kain Sutra
Perayaan HUT Makassar disempurnakan dengan nuansa budaya yang kental. Selain menyajikan Pojok Kuliner Khas Makassar secara swadaya oleh Ibu-ibu DWP, acara puncak adalah Talk Show bertema “Baju Bodo”.
Membawakan tema yang sangat relevan, narasumber utama, Dr. Nurlina Sjahrir, M. Hum., seorang akademisi dan pakar seni tari dari Universitas Negeri Makassar yang juga merupakan seorang Doktor dari ISI Yogyakarta dengan keahlian mendalam tentang budaya Makassar memaparkan keagungan pakaian adat ini.
Baju Bodo, yang diyakini sebagai salah satu busana tertua di dunia, bukan sekadar pakaian. Dalam pemaparan Dr. Nurlina, dijelaskan bahwa bentuknya yang longgar dan pendek sarat akan filosofi kesopanan dan keanggunan. Lebih jauh, penggunaan warna pada Baju Bodo adalah penanda identitas yang kental. Misalnya, warna hijau secara tradisional hanya dikenakan oleh putri bangsawan atau kaum ningrat, sementara warna merah melambangkan kedewasaan atau orang yang telah menikah.
Melalui talk show ini, DWP BC Sulbagsel tidak hanya merayakan hari jadi kota, tetapi juga mengambil peran aktif dalam melestarikan warisan budaya tak benda yang penuh makna.
Perpaduan antara aksi sosial yang menyentuh hati dan penguatan identitas budaya ini menjadikan perayaan HUT ke-418 di lingkungan BC Sulbagsel sebagai cerminan harmonis antara birokrasi, solidaritas, dan kecintaan pada tanah kelahiran. [bisot]
![]()
