
SINGKAP NEWS | Bekasi – Forum Mahasiswa Remaja (Formara) sukses menggelar diskusi publik bertajuk “Bahaya Kenakalan Remaja” pada Jumat malam, 14 November 2025. Bertempat di Ponpes Barokatul Qur’an, Babelan, Bekasi, acara yang dimulai pukul 19.00 WIB ini menjadi seruan keras bagi masyarakat, khususnya generasi muda, bahwa isu-isu seperti tawuran, bullying, pelecehan seksual, dan judi online adalah tanda darurat moral yang mengancam masa depan bangsa.
Diskusi ini dipandang krusial karena, menurut Formara, masa remaja hari ini bukan sekadar masa muda biasa, melainkan masa penentuan arah hidup. Oleh karena itu, peserta didorong untuk hadir, berpikir, dan bergerak, sebab diam berarti membiarkan generasi hancur perlahan.
*Menyelami Luka dan Hukum: Bedah Dua Sisi Kenakalan Remaja*
Diskusi yang dimoderatori oleh Maulana Iqbal (Mahasiswa UNUSIA) ini menghadirkan pemantik kunci: Akmal Hidayatullah (Menlu BEM UBHARA) dan Raya Rambu Rabbani (Anggota FORMAHII Jakarta Raya – Banten). Acara ini juga dihadiri oleh berbagai elemen, termasuk mahasiswa seperti Wanda (Bendahara PK PMII UNUSIA), Muhammad Zain Al Farysi (Ketua Umum BEM Fakultas Ilmu Komputer), Yana Herlingga (Humas BEM Fakultas Ilmu Komputer), serta para pelajar seperti Fajril, Afgan, dan Yuda.
*1. Sisi Psikologis: Kenakalan sebagai Tanda Luka*
Dari sisi psikologis, diskusi menyimpulkan bahwa kenakalan remaja seringkali berakar dari krisis identitas, pengaruh lingkungan sosial, dan kurangnya kemampuan mengontrol diri. Akmal Hidayatullah menekankan bahwa kenakalan bukan hanya soal “nakal”, tetapi bisa menjadi tanda bahwa ada luka psikologis di baliknya.
“Kadang orang yang nakal itu bukan karena jahat, tapi karena enggak punya tempat untuk didengar,” ujar salah satu pemantik.
Dampak buruk yang ditimbulkan pada diri sendiri meliputi stres, gangguan mental, dan rusaknya nama baik keluarga di mata masyarakat. Solusi yang ditawarkan bersifat preventif dan introspektif: kenali emosi diri sendiri, bangun kepercayaan diri, mencari lingkungan yang positif, latih kontrol diri, dan perkuat spiritual.
*2. Sisi Hukum: Konsekuensi Pidana yang Mengikat*
Raya R.R memaparkan secara rinci konsekuensi hukum dari berbagai perilaku kenakalan remaja:
Tawuran: Dipicu oleh ajakan dan faktor putus sekolah, disepakati bahwa akar masalahnya juga terkait erat dengan kondisi psikologis dan sosial.
Bullying: Meliputi bullying fisik, verbal, dan sosial (pengucilan). Dampaknya bisa fatal, bahkan berujung pada kasus bunuh diri seperti yang terjadi pada Timothy dan siswi di Sukabumi. Pelaku dapat dijerat dengan Pasal 351 KUHP dan UU ITE Pasal 27 Ayat 3 (untuk cyberbullying/pencemaran nama baik).
Pelecehan Seksual: Tidak hanya menimpa perempuan, tetapi semua gender. Faktor pemicu termasuk pergaulan bebas. Dampaknya sangat berat, mulai dari trauma, putus sekolah, hingga malu di lingkungan masyarakat.
Judi Online: Dipicu oleh rasa ingin tahu, pengaruh teman, dan iklan. Selain kerugian ekonomi, judi online memicu kecanduan, hutang, kriminalitas, dan gangguan mental. Dasar hukumnya adalah Pasal 303 KUHP dan UU ITE Pasal 27 Ayat 2.
Pentingnya Melanjutkan Agenda Diskusi
Diskusi Formara ini sangat relevan dan perlu dijadikan agenda rutin karena berhasil menciptakan kesadaran kolektif. Peserta menyimpulkan bahwa kenakalan remaja adalah masalah sosial dan generasi bangsa, bukan hanya masalah pribadi.
Sebuah pertanyaan kritis sempat muncul mengenai peran aparat penegak hukum dalam membenahi masalah tawuran. Kesimpulan diskusi menegaskan bahwa meskipun aparat memiliki tugasnya, pencegahan dan penanggulangan kenakalan remaja harus menjadi tanggung jawab bersama antara aparat, mahasiswa, dan seluruh elemen masyarakat.
“Kita sebagai remaja ataupun mahasiswa jangan lupa akan adik-adik ini dengan kenakalan remaja ini, jangan sampai berkelanjutan,” tegas Moderator Maulana Iqbal menutup diskusi.
Formara menyerukan kepada seluruh pihak untuk menanamkan karakter yang kuat, memperkuat iman, membangun komunikasi keluarga yang baik, dan memahami konsekuensi hukum.
Tujuannya adalah membangun generasi muda yang berakhlak, cerdas, dan berprestasi, serta mengurangi secara signifikan tindakan berbahaya seperti tawuran, bullying, pelecehan seksual, dan judi online. [Bisot]
![]()
