Ilustrasi
SINGKAP NEWS | KAB BEKASI- Isak Tangis Ibu Kandung Korban pecah melihat anak semata wayang (Anas) tiba dikediaman menggunakan Mobil ambulance dalam keadaan tidak bernyawa. Hal tersebut diketahui akibat dihakimi massa di wilayah hukum Kecamatan Tambelang Kabupaten Bekasi. Kamis 17 Oktober 2024. Kemarin.
Berdasarkan keterangan ibu kandung korban Padah, bahwa anak semata wayangnya tersebut pamit untuk bantu temannya menjual burung hias jenis murai dalam bentuk COD an di daerah Cikarang Kabupaten Bekasi.
” Iya dia pamit diajak temennya buat jual burung ke Cikarang, eh gak taunya saya dapat kabar anak saya di gebukin massa di tuduh nge begal,” ujar ibu korban sambil sesak menangis. Jumat (18/10/2024). Sore.
Masih dalam suasana kesedihan, ibu kandung korban sebut akan membuat laporan kepolisian.
“Saya enggak terima pak, anak saya Ampe meninggal dunia begini di gebukin, saya lihat kakinya kayak patah sampai babak belur, saya akan buat laporan ketidak senangan saya ini ke pihak kepolisian dan minta usut tuntas pelaku pengroyokan, biar dihukum setimpal para pelaku atas perbuatannya,” tegas ibu kandung korban Siti Rospadah.
“Terlepas salah atau tidak anak saya, kan ada kepolisian tolong jangan main hakim sendiri, belum tentu anak saya benar mau ngebegal”
Disisi lain, Nursin Ketua WJI Rayon Kecamatan Babelan meminta pihak kepolisian Sektor Tambelang Polres Metro Bekasi untuk usut tuntas proses hukumnya.
“Mau gimanapun main hakim sendiri tidak dibenerkan, Saya akan kawal kasusnya, hingga para pengeroyok diproses sesuai hukum yang berlaku, ini masalah nyawa manusia ada aturannya,ini negara hukum,” tegas Nursin.
Penulis : Aang. S.P
Editor : Agung Adi Saputra