Bea Cukai dan BPDP ‘Gerebek’ Kampus Unismuh: Bedah Peran Penjaga Perbatasan dan Jaminan Sawit Nasional

Bea Cukai Sulbagsel bersama Direktorat Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa

MAKASSAR, 25 November 2025 – Dinamika perekonomian global dan nasional dibawa langsung ke ruang kuliah. Ratusan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar memadati Aula Teater I Gift dalam kegiatan edukatif bertajuk Customs Goes to Campus. Acara ini merupakan kolaborasi strategis antara Bea Cukai Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel), Direktorat Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa (Dit. KBPJ), dan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP).

Antusiasme peserta terlihat jelas sejak pagi. Ruangan teater dipenuhi mahasiswa hingga melampaui kapasitas, menandakan tingginya minat generasi muda terhadap isu kebijakan publik dan ekonomi praktis yang disampaikan langsung oleh instansi negara.

Sinergi Kampus dan Institusi Negara Kunci Peningkatan Wawasan

Kegiatan yang merupakan kelanjutan dari rangkaian sosialisasi di SMAN 4 Makassar sehari sebelumnya ini dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor Wilayah DJBC Sulbagsel, Dr. Djaka Kusmartata. Dalam sambutannya, ia menekankan peran strategis Bea Cukai dalam mendukung pembangunan ekonomi serta pentingnya sinergi antara institusi, industri, dan generasi muda.

Sebelumnya, Dekan FEB Unismuh Makassar, Dr. Edi Jusriadi, menyambut baik inisiatif ini. Menurutnya, pembelajaran ekonomi tidak dapat berhenti pada teori semata, melainkan harus diperkuat melalui interaksi langsung dengan instansi yang mengelola kebijakan publik. Sinergi ini dinilai penting untuk meningkatkan kualitas pemahaman mahasiswa terhadap dinamika perekonomian nasional.

Bea Cukai Sulbagsel FEB UNISMUH Makassar

Empat Pilar Tugas Bea Cukai: Melindungi dan Memfasilitasi

Kepala Kanwil Bea Cukai Sulbagsel, Dr. Djaka Kusmartata, dalam pemaparannya menjelaskan tugas utama Bea Cukai sebagai penjaga perbatasan negara. Ia menegaskan bahwa Bea Cukai bertanggung jawab mengawasi arus barang impor dan ekspor, termasuk barang-barang kena cukai. Pemahaman ini sangat vital bagi mahasiswa ekonomi yang kelak terlibat dalam praktik perdagangan internasional.

Lebih lanjut, Djaka menjabarkan peran institusinya yang mencakup empat mandat utama: Revenue Collector (mengumpulkan penerimaan negara), Community Protector (melindungi masyarakat dari barang ilegal dan berbahaya), Trade Facilitator (memperlancar arus perdagangan), dan Industrial Assistant (membantu industri dalam negeri).

Ia mencontohkan secara spesifik peran Bea Cukai sebagai Community Protector dalam menanggulangi maraknya impor pakaian bekas ilegal atau “cakar”. Djaka menegaskan bahwa pakaian bekas tidak hanya membawa potensi penyakit, tetapi juga mengancam industri tekstil dalam negeri, yang pada akhirnya berdampak pada penyerapan tenaga kerja. Ia juga mencontohkan bagaimana fasilitas pembebasan atau penangguhan bea masuk dapat diberikan untuk membantu industri memperkuat arus kas sehingga mendorong pertumbuhan sektor manufaktur.

BPDP Hadir dengan Agenda Peremajaan dan Beasiswa

Tidak hanya fokus pada kepabeanan, kegiatan ini turut menghadirkan perwakilan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) melalui Kepala Divisi Pengembangan Biodiesel, Nugroho Adi Wibowo. Nugroho menjelaskan bahwa BPDP memiliki mandat mengumpulkan dan menyalurkan dana perkebunan.

Dalam penjelasannya, ia mengungkapkan kabar baik bagi Sulawesi. Mulai tahun depan, BPDP berencana menyalurkan dana bagi petani kelapa dan kakao di berbagai daerah di Sulawesi, termasuk program peremajaan tanaman tua dan penguatan sarana prasarana produksi.

Nugroho juga menyoroti tantangan yang dihadapi dalam penyaluran dana, di antaranya ketidaksiapan administrasi pengusul dan kondisi harga komoditas yang sedang tinggi, yang membuat sebagian petani enggan melakukan peremajaan. Meski demikian, BPDP terus memperluas dukungan, termasuk pemberian beasiswa bagi anak-anak pekebun bekerja sama dengan perguruan tinggi di Sulawesi, sekaligus membuka peluang kolaborasi dengan Unismuh Makassar.

Ia menekankan bahwa meskipun minat mahasiswa terhadap sektor perkebunan belum setinggi sektor teknologi atau industri kreatif, perkebunan tetap menjadi tulang punggung perekonomian nasional. BPDP pun mendorong lahirnya inovasi melalui lomba riset mahasiswa, membuka ruang ide kreatif dari aspek agrikultur, teknologi, hingga ekonomi.

Wakil Dekan III FEB Unismuh Makassar, Dr. Rendra Anggoro, menutup kegiatan ini dengan apresiasi. Ia menilai kolaborasi ini sangat relevan untuk memperluas wawasan mahasiswa, terutama dalam memahami dinamika ekonomi makro, perdagangan global, serta pengelolaan komoditas unggulan nasional yang melibatkan berbagai lembaga strategis negara. Antusiasme peserta yang bertahan hingga akhir menjadi bukti bahwa sinergi antara kampus dan lembaga negara berhasil menghadirkan pengalaman belajar yang komprehensif, aktual, dan berdampak langsung. [bisot]

Loading

Bagikan:
error: